Kyai Baijuri Siap Pimpin Kembali MUI Kota Tangerang, Tapi Kinerjanya Dikritik
SEPUTARMATANEWS.COM, – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang, Kyai Ahmad Baijuri menyatakan kesiapan dirinya memimpin kembali lembaga ini untuk periode 2025-2030 mendatang.
”Ya insya Allah jika teman-teman masih mempercayakan saya kembali di MUI,” kata Kyai Baijuri ditanya awak media ini dalam kesempatan perayaan Milad Emas Ke-50 MUI, waktu lalu di kantornya.
Diketahui, MUI Kota Tangerang pada bulan Oktober nanti akan segera menggelar musyawarah daerah alias Musda tahun 2025 diantaranya mengagendakan kepengurusan yang baru.
”Insya Allah kita gelar Musda Oktober mendatang,” ungkap Kyai Baijuri.
Kyai Baijuri mengatakan, di MUI tidak ada proses pemilihan ketua akan tetapi MUI pusat-lah yang memiliki kewenangan untuk melaksanakan proses pemilihan tersebut.
”Misalkan mereka membuat panitia-panitia semacam OC untuk proses pemilihan itu. Kita, MUI Kota Tangerang ngikut aturan mereka,” kata dia.
Untuk itulah, dirinya tidak mencalonkan apalagi dicalonkan menjadi ketua MUI kembali. Namun, MUI pusat yang akan menggodok itu.
”Di kita tidak ada proses pemilihan, makanya saya tidak mencalonkan. Tapi kalau kemudian temen-temen memberikan kepercayaan dan amanahnya kepada saya, ya saya terima kasih,” ucapnya tersenyum.
Kyai Baijuri memimpin Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang sejak 2021 silam. Lima tahun pimpin lembaga pembuat fatwa keumatan ini.
Kritik publik terhadap kinerja MUI
50 tahun usia Majelis Ulama Indonesia adalah usia yang tidak muda kecuali tua. Di usia yang tua ini MUI dinilai masih segitu-gitu saja, tidak banyak melakukan gebrakan dalam perjuangan menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar.
”Intinya MUI keren menikmati dana dari pemerintah, tapi tidak keren berjuang untuk umat,” kata salah satu masyarakat Kota Tangerang, Mulyadi LM saat berbincang dengan awak media ini.
Ia mencontohkan, kantor MUI Kota Tangerang dengan Masjid Raya Al-Azhom sangat berdekatan jaraknya, kata dia, seharusnya dua lembaga ini bisa bersinergi dalam rangka menerapkan lingkungan yang berakhlaqul karimah.
”Tapi hal itu jauh dari harapan, di mana setiap kali ada even di Masjid Al-Azhom, adzan ya adzan pedagang dan pembeli sibuk dengan urusanya bukan sibuk bersegera menunaikan sholat berjama’ah. Kadang juga ada panggung musik di halaman masjid, MUI juga diem bae, ini menjadi preseden buruk!,” cetusnya.
Sementara, lanjut pria kerap disapa Cing Mul ini mengatakan, MUI dalam kontek kelembagaan setiap tahunya mendapat kucuran dana hibah dari Pemkot Tangerang lewat APBD.
”Artinya dengan dana itu MUI berkewajiban membina umat baik di kota, di kampung atau di tempat-tempat tertentu semisal di perempatan jalan dimana banyak gelandangan, pengemis, pengamen dan di rumah sakit rumah sakit baik milik pemerintah, swasta dalam rangka menyampaikan pesan dakwah kepada mereka,” papar dia.
”Jangan sampai mereka sibuk di terik matahari mengais rejeki dan merintih menahan sakit di RS mereka mengabaikan sholat. Artinya MUI jangan sibuk mengurus anggaran untuk kegiatan yang biasa (rapat/musda) dan sibuk mengurus jadwal jum’at dan ceramah lainya yang bernilai materi,” tuturnya.
Selain itu, dia juga menilai peran MUI di Kota Tangerang sangat tipis dalam melakukan pemberantasan baca tulis Al-Quran saja tidak sempat dilakukan kepada para pelajar.
”Para pelajar kita hampir rata gak bisa baca Quran! Padahal MUI tahu betul sebaik-baiknya kita adalah yang belajar Al-Quran dan mengajarkanya,” ujarnya lagi.
”Tentu kita semua berharap besar, bahwa MUI kedepan wajib menjadi garda terdepan dalam melakukan gerakan dakwah yang lebih meresap ke hati bukan sekadar lipstik,” tutup aktivis senior Kota Tangerang ini.
Redaksi:seputarmatanews
